Rabu, 30 November 2011

Dari kecil Mahasiswa terbiasa Mencontek



Dari kecil Mahasiswa terbiasa Mencontek  
  Oleh : Rizky Arya Lestari
                “Hampir 85% teman-teman saya mencontek saat Ujian Tengah Semeseter.” Tutur seorang mahasiswi 2009 Manajemen internasional Program  bernama Firda. Sambil memainkan laptop dan membuka situs jejaring sosial ketika di wawancarai ia bercerita mengenai kebiasaan mencontek yang telah ia lakukan sejak kelas 3 SD itu.
                Saat beranjak duduk di bangku kelas 3 SD ia telah terbiasa mencontek. Karena mata pelajaran mulai sulit dipahami. “Waktu itu saat ulangan Matematika, saya tidak bisa mengerjakan soalnya karena saya tidak belajar dari pada nilai saya jelek. Akhirnya saya mencontek pekerjaan teman sebangku saya.” Tuturnya dengan muka memerah, sejak saat itu lah Firda terbiasa melakukan cara instan tersebut ketika ia  malas belajar.
                Pengalaman lain  pernah dialaminya, ketika ia duduk di bangku SMA ketahuan mencontek oleh gurunya saat ujian Bahasa Jepang. “Saya memiliki kelemahan dalam mengahapal.” Tutur wanita yang memiliki mata sispit dan kulit putih ini. Akhiranya pada  saat ujian Bahasa Jepang tersebut ia membuat catatan kecil yang berisikan tulisan kanji. Dari belakang gurunya sedang melihat aksi Firda menyalin kedalam kertas jawabanya. “Malu saya saat ketahuan dan saya pun semapat dimarahinya.” Tuturnya sambil menerawang kejadian di masalalunya tersebut.
                Perempuan yang memiliki IPK 3,5 ini pun mengungkapkan kebiasaanya sejak kecil ini menjadi kebiasaan sampai sekarang. Namun saat ini ia  jarang melakukannya, karena malu sudah besar. Namun ketika kepepet ia melakukannya saat mata kuliah yang sifatnya hitungan. “Saya kurang PD kalo masalah hitungan jadi suka nyamain jawaban atau tanya rumus sama teman.” Tutur dara asal Lampung ini.
                Ditempat yang sama saya mewawancari seorang laki-laki bertubuh besar, berkacamata, dan mengenakan kemeja coklat Cresenda. Ia bernama Ramadhan mahasiswa Akutansi 2009. Ia pun memiliki pengalaman yang sama dengan Firda “Saya saat ujian kemarin nyontek mbak.” Tuturnya sambil tersenyum lebar. “Dari 8 mata kuliah yang saya ambil 2 matakuliah saya nyontek” tutur laki-laki asal Betawi ini.
                Ramadhan pun memiliki alasan yang berbeda dengan Firda mengenai aksi contek mencontek ini. Ia melakukan tindakan curang dalam ujian karena kurang memahami mata kuliah yang diambilnya, kurang minat dengan mata kuliah tersebut, sehingga menjadikan motivasi untuk  belajar dalam mata kuliah yang diambilnya itu berkurang . “Kurang minat dengan mata kuliahnya jadi malas belajar.” Tuturnya  tegas.
                Alasan lain yang dialami Ramadan ketika ia melakukan aksi kecurangan  ini  karena cara Dosennya membosankan, cara ngajarnya kurang semangat hanya begitu-begitu saja “Ngajarnya ngebosenin  baca slide doank,” tuturnya singkat kemudian melanjutkan pembicaraan. “Selain itu ruangan kelasnya kurang nyaman misalnya R.1/5B panas banget. Kelas sebanyak itu diisi oleh 50 mahasiswa saat ujian.” Tutur salah satu aktifis kampus Fakutas Ekonomi ini.  
                Mahasiswa yang memiliki IPK diatas 3,5 ini pun menceritakan trik-trik yang dilakukan saat ia melakukan aksi menconteknya. Biasanya ia mengkopikan slide power point kedalam Hpnya. sehingga dengan cara tersebut memudahkan aksinya ketika sedang ujian. “Nggak berani kalo harus bawa “kerpean”. Kalo pake HP khan bisa mengurangi bukti kalo ketahuan” tuturnya dengan santai.
                Trik lain pun digunakan olehnya ketika pengawasnya galak. Ia pura-pura ke kamar mandi, mencari jawaban di dalam HPnya yang berisi materi ujian tersebut, kemudian menghapalkanya sekitar 10-15 menit dan ia pun kembali ke ruang ujian untuk menuliskan jawabannya.
                Sambil menarik napas dengan perlahan ia pun menuturkan sebuah ungkapan. “Soalnya orang tua hanya selama ini hanya melihat hasil bukan proses. Meraka menuntut nilai anaknya selalu baik dan tinggi. Padahal mereka tidak tahu minat anaknya apa” tuturnya penyuka fotografi ini.
                Demi membahagiakan orang tua, demi mendapat nilai yang meuaskan mahasiswa sering melakukan kecuranga  saat ujian. Salah satu nya yaitu Firdha dan Ramdhan. Mahasiwa seharusnya mulai memaknai setiap apa-apa yang dilakukannya. BUKAN NILAI, tapi maanfaat yang didapatkan, sehingga ia dapat mengambil keberkahan dari ilmu yang didapatknya. Semoga kita tidak termasuk mahasiswa yang pernah melakukan kecurangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar