Naik Eksekutif, Gratis
Tiket Bisnis
Oleh : Rizky Arya Lestari
Suasana stasiun Tugu malam itu sangat ramai. Terlihat
orang-orang yang hendak mudik untuk merayakan lebaran Idul Adha di kampung
halamannya. Begitu juga dengan Aku malam itu, ditanganku telah kubawa buah
tanggan yang diberikan oleh seorang sahabat dekatku yaitu Himatu Ulya untuk
Sang bunda di rumah. Malam itu Aku tidak sendiri karena seorang teman kostku
asal Kalimantan Tengah hendak ikut mudik bersamaku ke Kota Santri yaitu Kota
Tasikmalaya ia bernama Mitha.
Malam itu kami dari kost mengendarai taksi A*A yang
merupakan taksi langgan. Sesampai disana
kami langsung menuju tempat pembelian tiket meskipun antrian yang cukup panjang
tidak mengurungkan niatku untuk
mengantri, karena rasa kangenku
kepada dua adiku di rumah dan keluargaku sudah mengebu-gebu. Aku tetap pun tetap mengantri padahal keadaan
badanku cukup lelah hati itu karena banyak aktofotas yang aku lakukan dari pagi
hingga sore.
Petugas penjual tiket yang mengenakan batik hari itu menanyakan
kota tujuan kami.
“Selamat malam mbak, Tiket tujuan mana?”.Tuturnya dengan
ramah.
“Tasikmalaya LODAYA MALAM, BISNIS 2 TIKET”. Tuturku
“ Maaf mbak untuk kelas bisnis habis yang masih tersisa
tinggal eksekutif”.
Tanpa berpikir panjang akupun langsung mengiyakan.
Meskipun aku harus menambah bayaran sebanya 50% dari tiket BISNIS. “Ok..!
Mbak..! GPP tiket Eksekutif saja.”.
Setelah pembelian tiket kami
pun menunggu keberangakatan di Stasiun sambil menyantap 2 piring nasi goreng
Ayam dan Sapi.
***
Tepat pukul 21.27 Kereta Api
yang akan mengantarkan kami ke kota tujuan pun tiba. Gerbong 4 kursi 4a-4b. Suasana di dalam
gerbong malam itu sunyi sekali. Para penumpang kereta pun terlihat sedang menikmati istirahatnya . Kursi yang sangat
nyaman, AC yang cukup dingin, selimut dan bantal empuk pun menemani kami selama
perjalanan.
Si petugas tiket pun
mengahampiri kami untuk mengecek tiket kami. Setelah dilakukan pemeriksaan Mita pun memasukan
tietnya kedalam tas. Dan ia pun mulai mencari posisi nyaman untuk tidur. Ia
pasangkan headset ke telinganya kemudian meminum obat anti mabuk perjalanan.
Setelah itu ia tarik selimut yang cukup tebal untuk melindungi tubuhnya dari
dinginya AC. Ketika ku tenggok 15 menit
kemudian ia telah tertidur pulas di sampingku. Aku masih sibuk membaca buku sambil
ngobrol dengan mengunakan smartphoneku via BBM dengan beberapa sahabat dan
kakak sepupuku.
Ku tenggok jam tanganku.
Menunjukan pukul 10.57 masih daerah Purworejo.
Setelah mengubah posisi tidur beberapa kali aku belum bisa tertidur.
Akhirnya aku pencari kursi yang kosong untuk tidur. Terlihat 2 kursi depan ku
yaitu nomor kursi 2c-2d kosong dan aku pun pindah ke kursi tersebut. Tanpa
memberitahu Mitha yang sedang pulas aku pun pindah ke kursi tersebut. Ku set alarm yang ada di
handphone . 03.00 karena biasanya sampai ke kota tasik 03.15 / 03.30. kemudian
dengan cepat aku pun tertidur.
Aku pun mulai merasa
kedinginan. Kemudian menengok HP ku karena aku tidak mendengar suara alarmku
berbunyi. HPku kehabisaan batrei ternyata.
Kemudian aku melihat jam tangan ku menunjukan pukul 04.30. “Astagfirullah”
tuturku. Kemudian melihat ke jendela luar yang masih sangat gelap. Aku mengunakan
instingku.”Sepertinya Tasikmalya sudah terlewati.” Tuturku dalam hati karena aku merasa asing
dengan kota yang sedang dilewati. Aku
menuju tempat dudukku semula. Terlihat Mitha masih terlelap efek obatnya
masih berekasi sepertinya. Dan aku pun
mulai membangunkannya.
“Mih…!” (Mamih adalah
panggilan kesayanganku untuknya karena ia sudah ku anggap kakakku sendiri.)
“Mih..! Bangun” tuturku agak
keras sambil mengoyangkan badannya.
Ia pun mulai membuka matanya.
“ Kie kita dah sampe?” tanyanya sambil mengucek-ngucek matanya.
“Kurang tahu mih kayaknya
kita udah ngelewatin Tasik nih. Kita cari petugas dulu yuk mih.” Mitha pun
mengekor di belakangku terlihat ia masih sangat ngantuk. Kemudian Kami mencari
petugas untuk memastikan sudah sampai
dimana . Seorang laki-laki dengan baju
seragam biru dan warna kulit yang cukup
gelap pun menanyakan maksud kami mendatanginya.
“Ada apa mbak” tuturnya.
“Ini sduah sampai mana pak?”
tanyaku dengan polos.
“Leles mbak?”
“hengggggg. Leles tuh mana
pak?”
“Garut. Memang mbaknya mau
kemana?”
“Seharusnya saya turun di
Tasik pak.”
“Sebentar”. Ia pun mulai mengambil
selembar ketas yang berisi print out kota tujuan.
“Mbak duduk di gerbong
berapa?”
“Gerbong 4 Ekseskutif kursi
4a-4b“
“Di daftar ini. Penumpang di
gerbong 4 tujuannya Bandung semua. Sehingga saya tidak membangunkan mbak”
tuturnya menjelaskan pada kami.
Aku pun mengecek tiket yang
berda di tangan Mitha”ternyata si petugas yang di stasiun menuliskanya Bandung
bukan Tasikmalaya. Dan aku pun lupa tidak mengecek sebelumnya.”
“Ooo” tuturku bulat. “terus kami gimana Pak?”
Tanyaku lemas.
“Ya sudah mbaknya nanti turun
di Bandung saja nanti ikut kereta yang berangkat ke tasik LODAYA PAGI. Mbak
lapor dulu pada Kepala Stasiun disana.”
Aku pun mengiyakan. Dan
mengucapkan terimakasih pada bapak yang bernama Bayu tersebut.
Aku pun kembali ke kursi duduk kemudian mengisi batrai HP ku. Mama
mulai menelepon dan aku jelaskan bahwa aku kebablasan dan ini sudah ada di
Garut dan aku akan ke Bandung dulu karena jika
turun di Garut tidak mengetahui
harus naik apa ke tasik selain itu suasana hari pun masih sangat gelap.
Pukul 05.30
Sampailah kami di kota Bandung kami langsung menuju kantor kepala stasiun untuk
memperjelas nasib kepulanganku ke Tasik. Aku sempat berpikir jika nasib kami
tidak jelas, kami akan hendak ke terminal Cicaheum kemudian naik bus ke Tasik. Namun aku tetap menenagkan diriku sendiri. Sambil tersenyum aku pun
menjelaskan kasus yang kami alami. dan berharap mendapatkan tiket gratis.
Karena uang di dompetku tinggal Rp..50.000,-
hanya cukup untuk naik bus BDG-Tasikmalaya. Aku pun mengerhakan skill
negosiasiku untuk mendapatkan tiket
tanpa harus mebayar karena ini kesalahan dari si petuagas Stasiun yang menulis
kota tujuan. Setelah mengobrol sebentar akhirnya si kepala stasiun pun memberi
kami 2 tiket gratis kelas bisnis hanya berlaku sampai kota Tasik. Ia pun
berpesan kepada kami “Awas mbak jangan ketiduran lagi”. Sambil tersenyum. Aku pun tersipu malu.
Karena
keberangkatan masih 2 jam lagi kami pun sarapan pagi dengan 1 piring
nasi+chiken katsu di restoran cepat saji di stasiun. “Numpang sarapan di Kota
Bandung” tuturku pada Mitha.
“Ia…nanti kalo udah tua buat cerita anak cucu. Ketiduran di kereta” tuturnya sambil tertawa.
Dan akhirnya kami pun pulang dengan kereta LODAYA PAGI pukul 08.00
dan sampai di Tasik pukul 10.45.
Alhamdulillah perjalanan YOG-BDG-TSM 13 jam .
NB: Dalam
kondisi apa pun kita harus tenang. Karena dengan jiwa yang tenang dan yakin
bahwa Allah akan membatu kita dalam setiap keadaan. Dan memudahkan Jalan.
RIZKY ARYA LESTARI
3 November 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar