Sabtu, 05 November 2011

Naik Eksekutif, Gratis Tiket Bisnis

Naik Eksekutif, Gratis Tiket Bisnis
Oleh : Rizky Arya Lestari
Suasana stasiun Tugu malam itu sangat ramai. Terlihat orang-orang yang hendak mudik untuk merayakan lebaran Idul Adha di kampung halamannya. Begitu juga dengan Aku malam itu, ditanganku telah kubawa buah tanggan yang diberikan oleh seorang sahabat dekatku yaitu Himatu Ulya untuk Sang bunda di rumah. Malam itu Aku tidak sendiri karena seorang teman kostku asal Kalimantan Tengah hendak ikut mudik bersamaku ke Kota Santri yaitu Kota Tasikmalaya ia bernama Mitha.
Malam itu kami dari kost mengendarai taksi A*A yang merupakan taksi langgan.  Sesampai disana kami langsung menuju tempat pembelian tiket meskipun antrian yang cukup panjang tidak mengurungkan niatku untuk  mengantri,  karena rasa kangenku kepada dua adiku di rumah dan keluargaku sudah mengebu-gebu.  Aku tetap pun tetap mengantri padahal keadaan badanku cukup lelah hati itu karena banyak aktofotas yang aku lakukan dari pagi hingga sore.
Petugas penjual tiket yang mengenakan batik hari itu menanyakan kota tujuan kami.
“Selamat malam mbak, Tiket tujuan mana?”.Tuturnya dengan ramah.
“Tasikmalaya LODAYA MALAM, BISNIS 2 TIKET”. Tuturku  
“ Maaf mbak untuk kelas bisnis habis yang masih tersisa tinggal eksekutif”.
Tanpa berpikir panjang akupun langsung mengiyakan. Meskipun aku harus menambah bayaran sebanya 50% dari tiket BISNIS. “Ok..! Mbak..! GPP tiket Eksekutif saja.”.
Setelah pembelian tiket kami pun menunggu keberangakatan di Stasiun sambil menyantap 2 piring nasi goreng Ayam dan Sapi.
***
Tepat pukul 21.27 Kereta Api yang akan mengantarkan kami ke kota tujuan pun tiba.  Gerbong 4 kursi 4a-4b. Suasana di dalam gerbong malam itu sunyi sekali. Para penumpang kereta pun  terlihat sedang  menikmati istirahatnya . Kursi yang sangat nyaman, AC yang cukup dingin, selimut dan bantal empuk pun menemani kami selama perjalanan.

Si petugas tiket pun mengahampiri kami untuk mengecek tiket kami. Setelah  dilakukan pemeriksaan Mita pun memasukan tietnya kedalam tas. Dan ia pun mulai mencari posisi nyaman untuk tidur. Ia pasangkan headset ke telinganya kemudian meminum obat anti mabuk perjalanan. Setelah itu ia tarik selimut yang cukup tebal untuk melindungi tubuhnya dari dinginya AC.  Ketika ku tenggok 15 menit kemudian ia telah tertidur pulas di sampingku. Aku masih sibuk membaca buku sambil ngobrol dengan mengunakan smartphoneku via BBM dengan beberapa sahabat dan kakak sepupuku.
Ku tenggok jam tanganku. Menunjukan pukul 10.57 masih daerah Purworejo.  Setelah mengubah posisi tidur beberapa kali aku belum bisa tertidur. Akhirnya aku pencari kursi yang kosong untuk tidur. Terlihat 2 kursi depan ku yaitu nomor kursi 2c-2d kosong dan aku pun pindah ke kursi tersebut. Tanpa memberitahu Mitha yang sedang pulas aku pun pindah  ke kursi tersebut. Ku set alarm yang ada di handphone . 03.00 karena biasanya sampai ke kota tasik 03.15 / 03.30. kemudian dengan cepat aku pun tertidur.
Aku pun mulai merasa kedinginan. Kemudian menengok HP ku karena aku tidak mendengar suara alarmku berbunyi.  HPku kehabisaan batrei ternyata. Kemudian aku melihat jam tangan ku menunjukan pukul 04.30. “Astagfirullah” tuturku.  Kemudian  melihat ke jendela  luar yang masih sangat gelap. Aku mengunakan instingku.”Sepertinya Tasikmalya sudah terlewati.”  Tuturku dalam hati karena aku merasa asing dengan kota yang sedang  dilewati. Aku menuju tempat dudukku semula. Terlihat Mitha masih terlelap efek obatnya masih  berekasi sepertinya. Dan aku pun mulai membangunkannya.
“Mih…!” (Mamih adalah panggilan kesayanganku untuknya karena ia sudah ku anggap kakakku sendiri.)
“Mih..! Bangun” tuturku agak keras sambil mengoyangkan badannya.
Ia pun mulai membuka matanya. “ Kie kita dah sampe?” tanyanya sambil mengucek-ngucek matanya.
“Kurang tahu mih kayaknya kita udah ngelewatin Tasik nih. Kita cari petugas dulu yuk mih.” Mitha pun mengekor di belakangku terlihat ia masih sangat ngantuk. Kemudian Kami mencari petugas  untuk memastikan sudah sampai dimana . Seorang laki-laki dengan  baju seragam biru  dan warna kulit yang cukup gelap pun menanyakan maksud kami mendatanginya.

“Ada apa mbak” tuturnya.
“Ini sduah sampai mana pak?” tanyaku dengan polos.
“Leles mbak?”
“hengggggg. Leles tuh mana pak?”
“Garut. Memang mbaknya mau kemana?”
“Seharusnya saya turun di Tasik pak.”
“Sebentar”. Ia pun mulai mengambil selembar ketas yang berisi print out kota tujuan.
“Mbak duduk di gerbong berapa?”
“Gerbong 4 Ekseskutif kursi 4a-4b“
“Di daftar ini. Penumpang di gerbong 4 tujuannya Bandung semua. Sehingga saya tidak membangunkan mbak” tuturnya menjelaskan pada kami.
Aku pun mengecek tiket yang berda di tangan Mitha”ternyata si petugas yang di stasiun menuliskanya Bandung bukan Tasikmalaya. Dan aku pun lupa tidak mengecek sebelumnya.”
“Ooo”  tuturku bulat. “terus kami gimana Pak?” Tanyaku lemas.
“Ya sudah mbaknya nanti turun di Bandung saja nanti ikut kereta yang berangkat ke tasik LODAYA PAGI. Mbak lapor dulu pada Kepala  Stasiun disana.”
Aku pun mengiyakan. Dan mengucapkan terimakasih pada bapak yang bernama Bayu tersebut.
Aku pun kembali ke kursi duduk kemudian mengisi batrai HP ku. Mama mulai menelepon dan aku jelaskan bahwa aku kebablasan dan ini sudah ada di Garut dan aku akan ke Bandung dulu karena jika  turun di Garut  tidak mengetahui harus naik apa ke tasik selain itu suasana hari pun masih sangat gelap.
                Pukul 05.30 Sampailah kami di kota Bandung kami langsung menuju kantor kepala stasiun untuk memperjelas nasib kepulanganku ke Tasik. Aku sempat berpikir jika nasib kami tidak jelas, kami akan hendak ke terminal Cicaheum kemudian  naik bus ke Tasik.  Namun aku tetap menenagkan  diriku sendiri. Sambil tersenyum aku pun menjelaskan kasus yang kami alami. dan berharap mendapatkan tiket gratis. Karena uang di dompetku tinggal Rp..50.000,-  hanya cukup untuk naik bus BDG-Tasikmalaya. Aku pun mengerhakan skill negosiasiku  untuk mendapatkan tiket tanpa harus mebayar karena ini kesalahan dari si petuagas Stasiun yang menulis kota tujuan. Setelah mengobrol sebentar akhirnya si kepala stasiun pun memberi kami 2 tiket gratis kelas bisnis hanya berlaku sampai kota Tasik. Ia pun berpesan kepada kami “Awas mbak jangan ketiduran lagi”. Sambil tersenyum.  Aku pun tersipu malu.
                Karena keberangkatan masih 2 jam lagi kami pun sarapan pagi dengan 1 piring nasi+chiken katsu di restoran cepat saji di stasiun. “Numpang sarapan di Kota Bandung” tuturku pada Mitha.
“Ia…nanti kalo udah tua buat cerita anak cucu.  Ketiduran di kereta” tuturnya sambil tertawa.
Dan akhirnya kami pun pulang dengan kereta LODAYA PAGI pukul 08.00 dan sampai di Tasik pukul 10.45.
Alhamdulillah perjalanan YOG-BDG-TSM 13 jam .

NB: Dalam kondisi apa pun kita harus tenang. Karena dengan jiwa yang tenang dan yakin bahwa Allah akan membatu kita dalam setiap keadaan. Dan memudahkan Jalan.

RIZKY ARYA LESTARI
3 November 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar