Bersama
dari Muslimah Pintar asal Lombok
Oleh : Rizky Arya Lestari
Ditemui di serambi
mesjid kampus Al-Muttasidin. Sore itu banyak sekali anak-anak yang sedang
belajar mengaji bersama perempuan berkulit putih, bermata sipit, dan bertubuh
mungil ini. Saat itu ia mengenakan jilbab warna hitam dan pakaian bermotif
bunga-bunga. Dara asal Lombok ini bernama Ely Windarti Astuti. Ely merupakan salah
satu mahasiswa jurusan Akutansi angkatan 2008.
Di sela-sela Ely
mengajarkan membaca, menulis di TPA Al-Muttasidin Ely pun bercerita mengenai
perasaannya pada saat masuk Finalis 5 Besar Mawapres 2011 ini. Pada awalnya ia memang ingin sekali menjadi
Mawapres tahun ini, namun persiapannya sangat mendadak karena ia baru
mendapatkan informasinya H-2 sebelum pengumpulan formulir beserta persyaratan
lainnya. “Alhamdulillah bisa masuk 5 besar Mawapres meskipun targetnya juara
pertama karena saat itu saya habis sakit Tipus jadi persiapanya kurang”
tuturnya anak ke 3 dari 5 bersaudara ini.
Ely memaparkan
aktifitasnya selain kuliah. Saat ini Ely
menjadi asisten dosen di beberapa mata kuliah di jurusan Akutansi,
“Sambil mengisi waktu luang, dan mengulang pelajaran”. Menyatakan alasaan
menjadi asdos tersebut kemudian melanjutkan pembicaraan. “ Saat menjadi asdos
saya lebih banyak belajar, karena ketika saat akan mengajar saya WAJIB
mempelajari materi terlebih dahulu agar apa yang disampaikan pada mahasiswa
tidak salah” tutur mahasiswa yang berkeinginan menjadi seorang Dosen Akutansi
Syariah ini.
Alasaan ingin menjadi
seorang Dosen bagi Ely karena Bapak seorang pengajar dari situ timbulah
keinginan untuk mejadin seorang pengajar namun di jenjang yang lebih tinggi. “Almarhumah
Bapak merupakan seorang guru di SMA, sehingga saya berkeingin menjadi seorang Dosen“.
Tuturnya Lugas.
Sambil menerawang ke masa SMAnya dulu. Ely pun mulai
menceritakan pengalamnya 4 tahun silam. Ada pengalaman yang cukup unik. Ely
yang termasuk siswa yang cerdas ia masuk ke jurusan IPS bukan karena tidak
mamapu masuk IPA namun ia memiliki misi lain yaitu ingin mematahkan
tembjok bahwa siswa IPS yang biasa diangap anak bawang disekolah bisa
mebuat suatu prestasi di sekolah dibandingkan siswin IPA. “ tuturnya dengan nada penuh ketegasaan.
Biasanya siswa IPS hanya sisa yang
memiliki nilai minim dan tidak bisa masuk IPA. Pada akhirnya ketika Ely menjadi
siswa IPS tetap bisa berprestasi itu pun dibantu dengan dukungan dari
teman-teman sekitarnya dan ia pun bisa membuktikannya dengan prestasi yang
gemilang dan misi tersebut berhasil sehingga IPS tidak dipandang sebelah mata.
Ely yang memiliki IPK 3,86 ini tidak pernah mengalami kesulitan dalam
belajar meskipun aktifitasnya berjibun. “Sejak SD saya memang sudah terbiasa
menjadi juara umun, begitu juga ketika dibangku SMP dan SMA meskipun banyak
kegiatan.” Dengan seperti itu ia
terbiasa dengan banyak kegiatan. “Saat di bangku kelas 2 SMP saya menjabat
sebagai ketua OSIS, Ketua PRAMUKA, bendahara KOPSIS . namun Pelajaran tetap
menjadi prioritas utama. Meskipun saat itu pernah sedkit turun tapi saya bisa
mengembaalikan lagi nilai-nilai saya.” Tuturnya dengan nada cepat manadakan
semangat yang tiada henti dari dirnya.
Mengenai Berorganisasi
menurut Ely adalah penting karena ketika dikelas hanya mendapatkan ilmu yang
sifatnya akademik namun ketika beroraganisasi kita bisa mendapatkan berbagai
macam pengalaman, teman, ilmu baru yang tidak didapatkan ketika di kelas.
“mempelajari ilmu kehidupan” tuturnya. Sehingga dari Organisasi tersebut
menjadikan ia lebih mandiri sejak kecil.
Dukungan kedua orang
tuanya saat ini sangat berpengaruh sehingga Ely menjadi anak yang cerdas. “Selama ini aktifitas saya selalu diketahui
oleh orang tua, apapun itu. Dan Alhamdulillah sampai saat ini pun Bapak dan ibu
selalu mendukung aktifitas saya. Baik akademik maupun Non akademik”. Ia pun
berdiam sejenak kemudian melanjutkan pembiacaraan. Apapun kegiatannya akademik
saya tetap penjadi prioritas utama saya demi menjaga kepercayaan orang tua.